Sunday, April 29, 2007

Artikel pendidikan

Oh....Pendidikan Indonesiaku
Oleh : Dra, Sitti Aminah,Guru MAN 2 SAMARINDA

Pada hakekatnya pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dan krusial dalam mendukung bahkan mempercepat terbentuknya masyarakat demokratis keberadaban dalam menuju masyarakat madani di Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa peran pendidikan sangatlah mendasar dalam mempersiapkan anak bangsa, baik secara individual demi kelangsungan hidupnya maupun secara sosial agar memiliki kemampuan, keterampilan, etos kerja dan motivasi untuk dapat berpartisi aktif dalam menyosong era globalisasi.
Hakekat pendidikan begitu mulia dan indah, namun sangat menyedihkan melihat kenyataan bahwa mutu pendidikan kita begitu rendah dibanding negara-negara lain, bahkan dalam sebuah penelitian yang melibatkan 29 negara, indonesiaku berada pada peringkat yang ke-28.
Kenyataan tersebut membuat bangsa ini menjadi malu dan segera bergegas mengambil langkah- langkah dalam memperbaiki mutu pendidikan kita, diantaranya dengan dibenahinya kurikulum dengan kata lain Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang merupakan aplikasi dari teori aktive learning yang telah banyak digunakan dinegara-negara maju.
Tehnik-yehnik pembelajaran yang diterapkan dalam aktive learning memang dianggap sebagai senjata dalam menghadapi permasalahan pendidikan dinegara ini. Namun pada kenyataanya hal ini belum begitu banyak membawa perubahan, terutama karena terkendala oleh SDM kita yang masih kurang mampu menggunakan berbagai media elektronik yang merupakan sarana yang sangat dibutuhkan.
Selain masalah SDM, pemerintah juga belum mampu mengakomodir dana pendidikan 20 % yang digunakan ntuk pendidikan sehingga terkadang salah sasaran, selain dari itu walaupun pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 thn namun pada kenyataannya masih banyak anak-anak usia sekolah yang berkeliaran dijalanan, suatu hal yang sangat riskan bukankah fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Kenyataan-kenyataan ini belum begitu mendapat perhatian dari pemerintah. Pemerintah hanya mengambil jalan pintas dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan adanya standarisasi kelulusan, parahnya lagi UAN yang dijadikan sebagai tolak ukur standarisasi mtu pendidikan oleh banyak kalangan dipandang sebagai hal yang terlalu dipaksakan, bahkan pada harian ibu kota yang dikutip oleh Tilaar dalam sebuah bukunya dituliskan bahwa UAN adalah suatu kejahatan, bagainmana mungkin standarisasi pendidikan di kota-kota besar dengan sarana dan prasarananya yang lengkap disamakan dengan sekolah-sekolah yang terletak dipelosok dengan fasilitas yang serba terbatas dengan jumlah guru yang terbatas pula.
Kenyataan ini ini membuat kita perl merenung kembali dan mencari akar permasalahan dari keterpurukan pendidikan bangsa ini. pada akhirnya penulis hanya berharap mari kita, memberdayakan segala potensi yang kita miliki, memulai dari diri sendiri menguatkan tekad untuk senangtiasa berkreasi dan berinovasi kearah yang lebih baik.Semoga pendidikan kita maju....maju....maju....pantang mundur.

1 comment:

Web Admin said...

Bu, tolong terus dilengkapi. Mohon juga profil pemilik blog bisa dilengkapi, gak tahu siapa yang punya blog nih...